Tuesday, August 14, 2012

september, please come soon!

"I am 26 going on 27..Baby, it's time to think..
Better beware, be canny and careful..Baby, you're on the brink"

Parodi penggalan salah satu soundtrack The Sound of Music itu tepat sekali menggambarkan keadaan saya sekarang ini. Yes, I'm proud to say that currently I'm 26 going on 27 insya Allah di bulan September nanti. Memori pun kembali ke tahun lalu, ketika saya menginjak usia 26 tahun. Saat itu dalam kondisi sebulan setelah putus cinta. Menyempatkan menyembuhkan diri dengan berlibur sejenak ke Bangkok bersama Pongos. Ya, well.. keadaan kali ini tak jauh berbeda.. eehmm.. :)) *pesan sponsor biar dicariin jodoh* :p


Perbedaannya, banyak sekali yang udah terjadi selama setahun ini. Beberapa peristiwa terjadi untuk pertama kalinya dalam hidup saya. Ada yang menyenangkan dan juga menyedihkan. Tidak mau menyesalkan hal-hal menyedihkan yang terjadi, karena justru kejadian yang unexpected tersebut -yang baru saya sadari sekarang, ternyata mampu membuka mata saya, inilah realita hidup. Hidup itu ngga selamanya indah dan gampang kaya di dongeng-dongeng Disney. Semoga hal-hal tersebut mampu mendewasakan saya juga ya.. Begitu banyak pilihan yang mesti dipilih, tapi juga banyak hal yang kemudian bisa disyukuri. Hidup saya benar-benar berwarna setahun kemarin. Saya senang dan bersyukur bisa melalui berbagai rollercoaster itu, walaupun ngga mulus, tapi saya masih survived sampai sekarang, ini satu lagi alasan untuk bersyukur.

Salah satu yang sampai kini masih sulit saya lakukan adalah ikhlas dan merelakan kehilangan. Apapun bentuknya, kehilangan itu memang tidak enak, sesimpel kehilangan baju favorit di tempat laundry kiloan, cukup bikin kesel kan. Sampai detik ini saya masih mencari cara untuk belajar ikhlas dengan cepat, apapun bentuk kehilangannya :) Well, there's something good in every goodbye, kan?

Lalu, apa rasanya sebentar lagi berusia 27 tahun? Kalau dirasa-rasa biasa aja sih. Dulu bayangannya kalau udah 27 udah nikah, sedang menantikan kelahiran anak pertama, nyicil rumah. Ternyata kenyataannya saya belum mencapai tahap itu, masih jauh sepertinya. Jadi ya santai ajalah. Mungkin memang Tuhan melihat saya belum siap. Be patient kalau kata mas yang satu itu. Meanwhile, sekarang saya sibuk membahagiakan diri sendiri dan keluarga. Ngumpul sana sini sama temen-temen, jadi anak rumahan kalau weekend, nulis blog ini dan blog jalan-jalan, baca novel dan tentunya merencanakan jalan-jalan tahun ini dan tahun depan :D


Saya selalu senang ketika bulan ulang tahun saya, bulan September datang. Pas banget sama lagunya Vina Panduwinata.. "September Ceria...." Entah mengapa dalam beberapa tahun terakhir ini, bulan September selalu jadi highlight yang menyenangkan dalam hidup saya, selalu ada yang seru di bulan September, bukan karena bulan ulang tahun aja. Yah ngga mau kalah deh sama hebohnya nyiapin The September Issue ala majalah Vogue di Amerika sana :p

Berbicara mengenai perayaan ulang tahun, in my humble opinion, ulang tahun seharusnya jadi sebuah selebrasi pribadi. Sebagai rasa syukur sudah diberikan kesempatan hidup selama ini. Meskipun tak harus diselebrasikan dengan pesta semalam suntuk, cukup dengan beberapa orang spesial atau bahkan menikmati waktu untuk diri sendiri dengan pergi ke suatu tempat sambil merenung. Beberapa orang mengatakan: bertambahnya usia artinya waktu hidup semakin pendek atau semakin dekat ke kematian, tapi bagi saya, bertambahnya usia adalah waktu tambahan untuk mencapai mimpi, menjadi lebih baik dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Setuju ngga?

Bagaimana dengan wishlist ulang tahun? Saya cuma ingin hidup sehat, penuh syukur, happy, tanpa galau sampai setahun kedepan. Sebenarnya ada lagi sih satu keinginan terpendam di hari ultah saya. Heemm..Tapi melihat situasi dan kondisi sepertinya mustahil untuk bisa terwujud. Jadi ya, yang realistis aja deh yang ditulis :) Well, saya sudah tak sabar menantikan kejutan-kejutan di usia 27 bulan depan. Semoga kejutannya manis-manis yaa... Sekarang saya cuma ingin teriak:

"September, Please Come Soon!!!"

Monday, August 13, 2012

'till we meet again...

Terhitung sejak tanggal 31 Juli kemarin, saya harus mengucapkan "see you later" kepada salah satu klien yang saya tangani. Kontrak kantor saya untuk memberikan jasa public relations kepada PT Toshiba Visual Media Network Indonesia secara resmi berakhir. Sedih harus melepaskan klien yang udah cukup lama saya handle. Sejak masuk Alchemy, September 2010 lalu, saya udah meng-handle Toshiba TV. Waktu itu tim PR-nya ada Mba Dinna sebagai Account Director, Mardi sebagai Account Manager, saya sebagai Account Team, Mas Agus, Evan dan Nci Anas untuk EO team, dan Mba Tika sebagai Media Relations-nya.

Formasi lengkap Alchemist yang meng-handle Toshiba

Selama hampir 2 tahun berkutat di dunia TV ini saya jadi banyak belajar. Tau membedakan TV dengan teknologi LCD dan LED, bagaimana strategi marketing dan pasar TV di Indonesia sampai sepak terjang produk terbaru dan aktivitas yang dilakukan oleh kompetitor-kompetitor Toshiba. Tim klien Toshibanya pun sangat kooperatif dan orang-orangnya menyenangkan sekali! Mba Fransisca Maya sebagai Marketing Manager yang tegas, tau apa yang dia mau untuk brand dan ngga sungkan dengar pendapat dari konsultannya. Mas Bayu Sinulingga yang piawai ngomongin teknologi TV, cepat akrab sama teman-teman media dan sering becanda. Shari Widiastuti yang baik hati dan ngga pernah marah kalau ditanya dan ditagih ini itu. Mas Dhimas Yamadwitya yang selalu senyum dan siap sedia ngirimin materi gambar high-res walaupun lagi di tengah-tengah deadline. Mas Rizki Irwansyah yang sering ngilang kalau event, tapi suka ngasih ide-ide baru yang ngga pernah kepikiran sebelumnya. Mas Rusdi Kurniawan yang suka panik ngurusin brandingan sebelum event. Pak Achmad Rodhi yang settingan muka sebelum event dan sesudah event beda 180 derajat. Dan Robert Dwijaya yang sekarang makin jago presentasi di depan rekan-rekan media.

Banyak event yang udah kami bikin sama-sama. Product launching, informal gathering dengan media, media training, bersenang-senang dengan rekan-rekan media dari luar Jakarta, sampai tur ke pabrik. Melalui pengerjaan event bareng-bareng ini kami jadi belajar sama-sama, makin ngerti satu sama lain, jadinya makin kompak dari waktu ke waktu.

Event konferensi pers peluncuran produk yang paling heboh yaitu saat memperkenalkan Regza Power TV. Eventnya diselenggarakan di lokasi yang cukup jauh dari tengah kota, di Hotel Horison Metropolitan Mall Bekasi. Untuk memudahkan media yang mau meliput, kami menyediakan bus untuk transport dari Jakarta-Bekasi-Jakarta. Dalam event tersebut, ada 3 tipe TV yang diperkenalkan: Power Booster (menguatkan sinyal TV terutama di daerah pedalaman), Power Saver (menghemat pengeluaran listrik dengan dayanya yang kecil), Power Charger (menggunakan batere yang bisa diisi ulang, jadi kalau mati lampu TV bisa tetap nyala dalam jangka waktu tertentu). Ketiga TV ini selain hemat energi juga terjangkau, harganya ngga sampai 3 juta. Jarang-jarang kan klien saya ini meluncurkan TV yang merakyat, makanya jadi berita yang menarik banget. Alasan jadi heboh berikutnya, di event ini klien saya memperkenalkan brand ambassador yang baru, Carissa Puteri. No wonder, banyak infotainment yang datang.



Dalam event ini pula, Toshiba mengumumkan kegiatan CSR-nya untuk membiayai proyek pengadaan listrik di desa Cilanggar bekerja sama dengan Yayasan IBEKA yang diketuai oleh Ibu Tri Mumpuni. Dan ada pula pemecahan rekor MURI, replika menara dari rangkaian TV tertinggi. Pesan beritanya memang banyak, makanya ngga heran waktu itu media yang dateng sampai hampir mencapai 100 media. Pencapaian yang mengagumkan :D Kami aja sampai ngga percaya waktu itu. Kehebohan ngga berakhir disitu, karena setelah mengadakan konferensi pers di Jakarta, Toshiba juga mengadakan konferensi pers roadshow di beberapa kota di Indonesia, sebut saja Bandung, Palembang, Semarang, Surabaya, Medan, Banjarmasin, Makasar. Konferensi pers tersebut tak kalah sukses menarik perhatian media-media daerah :)

Replika menara dari rangkaian TV tertinggi


Jalan-jalan ke pabrik jadi salah satu event konferensi pers yang tak kalah seru. Udah 2 kali kami mengundang rekan media tur ke pabrik Toshiba dan dapat respon yang baik. Rekan-rekan media yang meliput banyak. Tentunya mereka ngga mau ketinggalan kesempatan untuk melihat langsung 'dapur' dan proses sebuah TV dibuat, mulai dari pemasangan suku cadang sampai pengemasan TVnya.




Saat kami mempersiapkan event tersebut, sengaja kami sempatkan makan siang bareng buruh pabrik di kantin menggunakan piring kaleng :D Tim Toshiba yang bekerja di pabrik pun kooperatif dan helpful sekali, mereka ngga segan berbagi informasi mengenai pabrik dan membantu kelancaran event. Meskipun menyatukan beberapa tim untuk kompak mengerjakan event jadi tantangan tersendiri, tapi alhamdulillah semua berjalan lancar.

Makan pakai piring dari kaleng :D

Lagi seru-serunya handle klien, Mba Dinna secara mengejutkan mengajukan resign dari kantor. Tanpa ada jeda waktu untuk hand-over, saya dan Mardi udah dikejar-kejar deadline untuk membuat project brief (proposal) event memperkenalkan produk baru Toshiba. Di tengah-tengah kegamangan ditinggal Mba Dinna si Account Director, Mba Sisca menaruh kepercayaan yang besar kepada saya dan Mardi. Saya ingat sekali kata-kata penyemangatnya waktu itu "Saya yakin kok kalian berdua pasti bisa membuat sesuatu yang unik dan berbeda, ayo, mumpung Mba Dinna udah resign. It's time for you both to shine. I'm here. Saya siap diajak diskusi dan ditanya-tanya apa aja. Ayo, kalian pasti bisa". Well, such a nice client she is, seperti guru pembimbing :)

Selain bersama Mardi, ada Lenny, karyawan baru Alchemy yang ditunjuk sebagai anggota baru tim yang meng-handle Toshiba. Proposal pertama yang kami ajukan untuk konsep event ditolak oleh Mba Sisca, katanya konsepnya standar. Dengan segenap daya dan upaya, bertanya kanan kiri, diskusi bareng temen-temen kantor, revisi sana sini, akhirnya jadilah proposal kedua. Konsepnya membuat event yang mengajak rekan media untuk menikmati dan mencoba secara langsung inovasi produk terbaru tersebut. Produknya adalah TV yang dapat dikoneksikan dengan tablet. Dengan teknologi 3D dan layar sebesar 40 inci, TV ini mampu memberikan pengalaman berbeda untuk memaksimalkan penggunaan tablet. Di proposal kami menjelaskan bagaimana nantinya rekan media mencoba secara langsung produk tersebut, dengan bermain games dan menyaksikan tayangan dari YouTube. Dan berhasil, Mba Sisca menyukai ide kami di proposal kedua! Memang belum pernah Toshiba mengadakan peluncuran produk dengan konsep unik seperti itu. Horeeee... :D


Kami memilih venue di The Apartment, salah satu cafe di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. The Apartment ini menawarkan konsep homey dining experience, just like dining at the apartment. Ada beberapa area dalam The Apartment: Bedroom, Library, Bathroom, Dining Room. Semuanya didekor sesuai dengan aslinya. Jadi kalau di area Bedroom ada tempat tidurnya, di Library ada rak-rak berisi buku-buku, di area Bathroom ada bathtubnya. Lucu deh.. Untuk event ini, kami menggunakan hampir seluruh area di The Apartment. Dining Room sebagai area untuk presentasi dan talkshow, Bedroom sebagai area untuk bermain games, Library sebagai area untuk menyaksikan tayangan trailer dari Youtube dan Bathroom sebagai area makan siang.

Rekan media bermain games di tablet dengan monitor TV Toshiba 
Menyaksikan tayangan YouTube dalam format 3D di TV layar besar

And we nailed the event. The media were beyond happy, their enthusiast participated in every games and quiz, more importantly they were experienced the product well. Lately, saat kami mengadakan survey ke beberapa wartawan mengenai Toshiba, beberapa bulan setelah event, banyak yang bilang kalau acara di The Apartment adalah acara Toshiba paling seru dibandingkan yang lainnya. Oh yeah! We did it!

Lagi seru-serunya bekerja bersama tim baru, saya, Mardi dan Lenny, untuk menyiapkan roadshow Toshiba di beberapa kota, lagi-lagi ada kabar mengejutkan. Mardi resigned. Akhirnya berdua dengan Lenny, saya sibuk mempersiapkan Toshiba roadshow di Bandung. Event itu sekaligus jadi event pertama saya di luar kota. Meskipun menginap hanya semalam di kota kembang, tapi ternyata event luar kota itu bikin nagih ya. Sensasinya beda, ribetnya dobel. Hehehhe..

Toshiba Roadshow di Istana Plaza Bandung

Selesai menangani roadshow, pekerjaan berikutnya adalah meng-compile artikel-artikel mengenai roadshow tersebut. Sebagai apresiasi dan keinginan berkenalan lebih dekat dengan jurnalis dari luar Jakarta, Toshiba mengundang masing-masing dua orang jurnalis dari 9 kota yang menulis berita terbaik mengenai roadshow Toshiba ke Jakarta. Dalam event bertajuk Toshiba News Coverage Competition itu, selama 3 hari 2 malam, 18 jurnalis dari Jakarta dan luar Jakarta akan berkeliling museum, mencicipi serunya kuliner di Jakarta dan bertandang ke pabrik Toshiba.

Keribetan mempersiapkan acara pun sudah dimulai dari saat memilih 2 jurnalis dengan artikel terbaik, entri yang masuk cukup banyak, dan semuanya bagus-bagus. Setelah terpilih 2 orang, kami pun langsung menghubungi jurnalis tersebut. sayangnya ada beberapa jurnalis yang kemudian batal ikut atau terpaksa digantikan oleh jurnalis lainnya karena kebijakan kantor mereka. Hal tersebut pun berpengaruh kepada pemesanan tiket pesawat. Berkali-kali mesti ganti nama. Waduh bikin joget bener deh. Untungnya 2 hari sebelum event, masalah tiket pesawat dan transportasi lainnya udah beres.

Di hari H, excited dan deg-degan jemput rekan jurnalis dari luar kota di bandara. Macetnya Jakarta emang  juara deh tuh. Hampir aja telat sampai bandara. Perbedaan waktu landing pesawat dari 8 kota bikin beberapa jurnalis yang udah sampai duluan sedikit bete. Tapi untungnya, host yang kami pilih, mba Wiwied namanya, pinter banget ngebangun mood orang jadi happy lagi, dengan jokes-jokesnya. Setelah semua berkumpul, kami langsung ke bus untuk menuju destinasi pertama: Museum Bank Indonesia





Di Museum Bank Indonesia rekan jurnalis diajak melihat bagaimana peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa. Penyajiannya dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, kece deh. Selain itu terdapat pula koleksi benda bersejarah antara lain berupa koleksi uang kuno. jalan-jalan pun berlanjut ke Museum Bank Mandiri yang terletak di sebelah persis Museum Bank Indonesia. Di tempat ini, rekan jurnalis diberi kesempatan untuk mencicipi kuliner Jakarta yang enak-enak. Kami bekerja sama dengan tim Kelana Rasa untuk menghadirkan Mie Kangkung, Soto Tangkar, Sate Kuah, Nasi Ulam Toasebio, Es Selendang Mayang., dan lain sebagainya. Kenyang makan siang, acara dilanjutkan dengan berkeliling museum dan menyaksikan film di auditorium.




Ada cerita kocak saat perjalanan menuju ke destinasi ketiga. Salah satu rekan jurnalis dari Bandung, mas Gustin tak sengaja meninggalkan jaketnya di Museum Bank Mandiri. Waktu itu pihak museum menghubungi tim Kelana Rasa yang ikut dalam bus. Yang bikin panik adalah, pihak museum mengatakan di kantong jaket ada tiket kereta. Merasa menjadi panitia yang bertanggungjawab terhadap kesejahteraan jurnalis, pikir saya waktu itu: kasian banget mas Gustin udah nalangin beli tiket kereta pulang terus tiketnya ketinggalan di jaket. Saya kemudian mengajak Evan untuk turun dari bus, kembali ke Museum Bank Mandiri dan mengambil jaket. Ketika akhirnya berhasil kembali mengambil jaket, kami lihat dong tiketnya. Oh ternyata itu tiket kereta keberangkatan Bandung ke Jakarta alias tiket tadi pagi. Oalaaahh... ya kalau gitu direlain aja kali ya mendingan jaketnya. Haddeuh..

Akhirnya kami menaiki TransJakarta menyusul rekan jurnalis ke destinasi ketiga. Perjalanan menuju destinasi ketiga: Eatology Cafe di Jl. Sabang diwarnai hujan amat sangat deras. Turun di halte TransJakarta Sarinah, basah kuyup terkena tampias hujan, saya dan Evan kemudian menaiki bajay menerjang banjir menuju Sabang. Sungguh sebuah perjuangan!

Segelas teh hangat menyambut kami di Eatology. Saat itu rekan jurnalis sedang mengikuti Tea Class bersama pakar teh Ratna Somantri. Rekan jurnalis diajarkan untuk mengenal dan mencicipi berbagai macam jenis teh.




Shopping menjadi acara selanjutnya. Dari Eatology, kami bertolak ke Sarinah. Rekan jurnalis diberikan waktu sejam untuk berbelanja. Namun, tak sampai sejam, beberapa rekan jurnalis sudah ada yang berkumpul di lobby Sarinah. Pukul 7 tepat, saya dan teman-teman Alchemy pun meng-escort mereka sampai ke bus untuk kemudian makan malam bersama pihak Toshiba Mba Sisca dan Shari di resto Kedai Tiga Nyonya yang berlokasi di Jl. Wahid Hasyim. Sialnya, waktu itu mas Andi dari Makasar tidak ditemukan dimana-mana, ditelepon pun ngga diangkat-angkat. Mulai panik. Akhirnya saya menyuruh bus untuk jalan duluan ke Kedai Tiga Nyonya, takut acaranya jadi molor, hanya karena menunggu mas Andi.

Ketika akhirnya mas Andi menghubungi saya dan mengatakan dimana posisinya, langsung aja saya samperin. Ya ampun. Kaki udah mau copot gara-gara keliling-keliling nyariin dia. Ia ternyata keasyikan ngobrol dengan 3 teman wanitanya. Hadeeuh. Akhirnya kami berdua menyusul ke Kedai Tiga Nyonya yang memang lokasinya tidak jauh dari Sarinah, dengan menggunakan bajay. Romantis sekali yaahhh :p

Sesampainya di Kedai Tiga Nyonya, kontan saja kami langsung diledek-ledekin sama semua rekan-rekan jurnalis. eeerrr... Makan malam di Kedai Tiga Nyonya berlangsung hangat dan menyenangkan, ditimpali dengan obrolan dan candaan. Dan lagi-lagi host kami, mba Wiwied berhasil meramaikan suasana dan membangun mood rekan-rekan jurnalis yang udah mulai kecapean.



Selesai makan dan berfoto bersama kami pun berangkat menuju Amaris Hotel Tendean untuk beristirahat. Untungnya pengaturan kamar sudah beres, jadi begitu sampai sana, rekan jurnalis tinggal dibagikan kunci kamar dan bisa langsung beristirahat. A very long day indeed. 

Keesokan harinya diisi dengan perjalanan menuju pabrik Toshiba di Cikarang. Di pabrik Toshiba, rekan jurnalis dari luar jakarta bergabung dengan rekan jurnalis dari Jakarta yang kami undang untuk mengikuti acara di pabrik. Mereka pun kesenengan karena bisa ketemu langsung dengan Carissa Puteri. Hihihi..




Selama 3 hari 2 malam bersama rekan-rekan jurnalis, kami jadi akrab, sedih rasanya harus berpisah setelah tur pabrik waktu itu. Beberapa hari setelah itu, mba Eno dari Pontianak mengirim e-mail kepada saya, ia bercerita bagaimana ia dan mas Aristono yang juga peserta News Coverage Competition, mengalami ban motor kempes saat pulang dari bandara. Hehehe.. Kocak banget baca emailnya :)

Toshiba News Coverage Competition bersama media-media dari luar Jakarta ini ternyata jadi event terakhir Alchemy dan Toshiba dan juga event terakhir Mba Sisca sebagai Marketing Managernya Toshiba. Sekitar 2 bulan setelah penyelenggaraan News Coverage Competition, Mba Sisca resign dari Toshiba, meneruskan karier di bidang lain. Well, enjoy your new adventure, mba Sisca, we wish you tons of luck :)

Saking banyaknya event seru bareng Toshiba, foto-fotonya sampai bejibun deh. Kangen banget kerja bareng Mba Dinna dan Mardi dan juga tim klien Toshiba. The time may fade away, but memories will stays forever... 





Jadi, sampai bertemu lagi di lain kesempatan ya, rekan-rekan Toshiba: Mba Sisca, Mas Bayu, Mas Rizki, Shari, Rusdi, Robert, Pak Ahmad, dan mantan tim Toshiba Alchemy; Mba Dinna dan Mardi.. It's been a pleasure working and knowing you all :) 

Sunday, August 12, 2012

buka puasa rame-rame

Buka puasa itu memang paling enak rame-rame ya. Minggu-minggu awal puasa, saya buka puasa rame-rame sama keluarga di rumah, beberapa kali sempat juga buka puasa rame-rame di jalan. Saya masih di jalan pulang, eh di tengah jalan, bedug dan adzan berkumandang. Yaudah buka puasa bareng-bareng pak supir, kenek dan semua penumpang Metromini 74 deh :)

Minggu kedua mulai berdatangan undangan buka puasa. Selama 2 minggu setiap hari saya buka puasa di luar rumah. Sama temen-temen kantor, sama temen-temen kantor lama, temen-temen kuliah dan temen SMA. Itung-itung sekalian reunian dan tukar-tukaran kabar terbaru. Akhir pekan waktunya saya berbuka dengan keluarga. Di salah satu hari Minggu, kami sekeluarga buka puasa bareng di Warung Lekko setelah bikin e-ktp. Ngga sampai 15 menit semua makanan yang dipesan licin tandas tak bersisa. Makanya ngga sempet difoto saking udah laparnya :p

Menurut saya ada positif dan negatifnya buka puasa rame-rame sambil reunian di bulan puasa ini. Negatifnya bisa bikin bokek karena kebanyakan buka puasa bersama diadakan di resto dan mall. Positifnya, buka puasa sama temen-temen lama itu bikin seneng. Gimana ngga seneng, kalau ketemu lagi sama orang-orang yang udah lama ngga pernah ketemu, denger cerita dan kabar terbaru mereka, sampai cerita-cerita mengenang keseruan yang dulu pernah terjadi. Jadi momen yang penuh ketawa deh. This is what I called a sweet short escape from the daily routine.

Duo kuliner breakfasting at Social House for the first time and craving for more :p

The legendary Ayam Goreng Suharti jadi menu bukpus bareng Lulu, mba Emyr dan Hilmi

Makanan bukpus bertiga bareng Mamah dan Papah di Pancious PIM

Potluck buka puasa 88ts di rumah Fry-Eki

Ultah Ni' Jenny sambil buka puasa bareng tante, om & sepupu di Rancho

Buka puasa tim bekal Media Relations MRA Printed di Senayan City

Buka puasa Alchemy bareng anak yatim piatu

Bukber dan reuni ex Media Relations MRA Printed di Urban Kitchen PI

Buka puasa kenyang perut & foto-foto bareng Pongos di Blackhouse

Traktiran Pongky yang kalah taruhan Euro Cup kemarin :D

Event laporan keuangan & buka puasa di Mandarin Oriental Hotel

Mencicipi Super Steak yang rasanya super endeus bareng Derry

Kegilaan Alchemists sebelum jam buka puasa

Alhamdulillah untuk makan kenyang dan enak di bulan puasa ini... Terimakasih ya teman-teman, udah nemenin saya berbuka puasa :) 

Saturday, August 4, 2012

tersadar

Hari kamis kemarin, kantor saya mengadakan acara berbuka puasa dengan anak yatim piatu. Kami mendengarkan tausyiah mengenai kejujuran yang diberikan oleh bapak pengasuh yayasan, kemudian dilanjutkan dengan buka puasa, sholat maghrib dan makan malam. Acara yang sederhana tapi penuh kehangatan. Ketika acara berakhir dan anak-anak yatim piatu itu pamit pulang, tiba-tiba saja mata saya berkaca-kaca. 

Saat itu, terbersit dalam pikiran saya betapa kecilnya permasalahan yang sedang saya hadapi bila dibandingkan dengan kehidupan anak-anak yatim piatu itu. Mereka yang udah ngga punya ortu aja, bisa happy banget saat diajak berbuka bersama. Sesederhana itu. Saya tersadar dan merasa amat sangat malu. 

Kesadaran itupun kemudian mengingatkan saya kembali untuk kembali melakukan "count your blessing" moment sebelum tidur setiap hari. Bersyukur masih hidup sampai detik ini, untuk keluarga inti yang masih lengkap dan sehat semua, masih bisa meramaikan buka puasa bersama teman-teman lama, traveling dan sekumpulan teman-teman yang selalu ada untuk berbagi. 

I'm lucky! Ngga seharusnya saya menghabiskan waktu untuk nangis dan memikirkan hal-hal yang bikin sedih, ngga bersyukur amat kayanya ya. Angkat kepala dan hadapi hari-hari dengan tersenyum, karena hidup ini terlalu indah untuk diisi dengan nangis dan galau :) 

Terimakasih ya adek-adek, untuk momen buka puasa yang menyenangkan kemarin :)