Saturday, March 31, 2012

Dear Jodohku

Its Friday. It means another theme for #ngeblogramerame. Kali ini temanya adalah Dear Jodohku. Hemm berhubung penulis masih berusaha menemukan jodoh sebagai pendamping hidupnya, maka postingan kali ini membicarakan soal jodoh secara umum. Sempat pusing tujuh keliling memikirkan mau nulis apa dari tema ini. Akhirnya di hari Jumat pagi (sengaja datang lebih pagi ke kantor) saya mulai nge-draft tulisannya. Semoga sebelum jam pulang kantor udah selesai ya*

Jodoh. Apa itu jodoh? Menurut definisi saya, jodoh adalah ketika seseorang bertemu atau berkenalan dengan orang lainnya. Setelah berkenalan, bisa saja kedua orang tersebut menjadi teman, sahabat, kekasih, keluarga, atau bahkan pasangan hidup. Nah itulah jodoh. Ketika kedua orang tersebut memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan. Ingat, hubungannya ngga mesti percintaan lho. Dalam perjodohan, tentu ada campur tangan Tuhan, Dia membantu mempertemukan individu yang satu dengan yang lainnya dalam waktu yang baik sehingga keduanya dapat saling memberikan pengaruh, saling memberikan manfaat, menjadi sebuah hubungan yang simbiosis mutualisme. Waktu yang pas juga bermain dalam perjodohan ini. Kalau waktunya ngga pas ya gimana mau ketemu kan.

Salah satu teman saya dalam blognya sempat menuliskan kalau dalam perjodohan, Tuhan hanya membantu mempertemukan, sisa perjalanannya ya tergantung bagaimana usaha individu-individu yang berkecimpung dalam hubungan itu. Bisa sahabatan lama, temenan sebentar, atau awet pacaran, ya tergantung dari usaha dan bagaimana kedua individu tersebut saling memberikan pengaruh dan manfaat. Lucunya, Tuhan punya cara tersendiri, yang kadang tak terduga untuk mempertemukan makhluk-makhluknya. Coba inget-inget, gimana awalnya kamu ketemu sahabat kamu?

Kalau sekarang kita punya teman, sahabat, keluarga, kekasih, kenapa kita ngga berusaha untuk memperkuat silaturahminya, memperpanjang jodohnya. Sepanjang hubungan tersebut masih memberikan 'pengaruh' yang baik ya. Sepanjang hubungan tersebut masih memberi warna cantik dalam hidup kita. Lalu bagaimana dengan jodoh yang akhirnya menjadi pasangan hidup. Itu satu lagi misteri Ilahi. Ngga ada yang tau siapa dan kapan bisa bertemu dengan si jodoh pendamping hidup ini. Belum tentu kekasih yang sedang bersama kita saat ini adalah jodoh pendamping hidup kita kelak kan. Balik lagi ke usaha. Usahakan memperpanjang jodoh dengan sebaik-baiknya. And let God do the rest ;)

Berarti jodoh itu termasuk ketika saya ketemu di dunia maya dengan mba-mba cantik yang doyan nge-blog dalam komunitas #ngeblogramerame ya. Lalu, sampai kapan kita berjodoh? Semoga selamanya yaa... Kopi darat yuk, jeungs :)

*) Ternyata tulisannya baru selesai di hari Sabtu dinihari. Hahaha..maaf yaa teman-teman, hari Jumat kerjaannya rempong bener sih nih. Ngalahin hari Senin. Besok-besok nyicil tulisan beberapa hari sebelum deadline deh. :)

#ngeblogramerame

Friday, March 23, 2012

Fader

Lagu ini mengingatkan saya ke sebuah momen, sekitar 1.5 tahun yg lalu, di suatu akhir pekan, tanggal 12-13 November 2010. Saya Riri, Sigit, Egin, Anda, Anien, dan Joanne berangkat ke Bandung menyaksikan konser Temper Trap. Awalnya saya ngga suka-suka amat sama bandnya. Cuma tau paling 3 lagulah. Tapi entah kenapa ada dorongan yang cukup besar untuk membeli tiketnya dan menyambangi konser mereka di Bandung. Padahal mereka juga menggelar konser di Jakarta lho. Pikir saya waktu itu lumayanlah sekalian jalan-jalan rame-rame. And yes! We had a very great time in Bandung! 


Dari menonton konser Temper Trap, dengan tata panggung minimalis tapi performa yang keren maksimal. Temper Trap yang tampil dengan pakaian apa adanya, tapi punya improvisasi musik dan interaktif dengan penonton yang ciamik. Lanjut keliling sambil kulineran di kota Bandung. Dari makan di Mak Uneh, laper tengah malam makan di McD sampai nyobain aneka risoles lezat di Risol-Risol. 

Berhubung bekas kantor saya dulu adalah media partner untuk konser Temper Trap, akhirnya beberapa teman saya bisa menginap gratis di hotel GH Universal (yang jadi lokasi video-clipnya Syahrini itu). Sampai setelah konser Temper Trap, pas saya lagi main kesitu. Eh lewat lho para personilnya. Tanpa malu-malu, Joanne, waktu itu langsung minta foto bareng. Horee. Bisa foto bareng Daugy Mandagy, sang vokalis :D

Entah mengapa, akhir pekan itu saya senang sekali. Teman-teman saya pun merasakan hal yang sama. Senangnya pol! Senangnya beda. Bahkan Joanne langsung memajang foto menonton konser Temper Trap sebagai profile picture akun facebooknya. Pulang ke Jakarta dan kerja lagi di hari Senin pun masih berasa euforianya. Kami menamakan akhir pekan penuh keceriaan itu 4T = The Temper Trap Trip. 


 


Dan ternyata, momen itulah terakhir kalinya, saya bertemu muka dengan Joanne. Sebulan lebih 4 hari setelah Temper Trap Trip itu, Joanne dipanggil oleh Tuhan selama-lamanya karena sakit DBD. Ngga ada seorangpun yang menyangka kalau ia 'dipanggil' secepat itu. Joanne yang ceria, supel dalam bergaul, cerewet, sampai kecintaannya pada olahraga dan makanan sehat. Sedihnya, waktu itu saya belum sempat menjenguknya waktu ia di rumah sakit. Masih teringat handphone saya berbunyi di hari Sabtu pagi tanggal 17 Desember. Suara teman saya mengabarkan "Joanne meninggal". Percaya tak percaya saya menyambangi rumah duka di daerah Pluit. Dan ya, akhirnya saya melihatnya sendiri, Joanne terbaring damai dalam peti berwarna putih :'(

While the angels walk with the lonely onesIn the cold rain to rescue you
Sekarang saya bersyukur, Tuhan sudah memberikan waktu yang menyenangkan untuk kami habiskan bersama dengan Joanne. Puas ngobrol, puas ketawa-ketawa bareng Joanne. It was a memorable weekend :) I miss you, Joanne Tjong. This post and this song dedicated to you, your favorite song from Temper Trap, Fader.




Temper Trap - Fader

I'm in transitfloating stranded on this boatAnd I pledge myself allegianceTo a better night sleep at home

And the sweet, sweet sun's comin' downHard, the sun's comin' downHard, it burns the bonesSo hold a hand for coverHold a hand for coverHold a hand for cover from harm

Talk don't change a thingOh, it's fading faderWords don't sink, it swimsOh, it's fading fader

bless This mess we tried our bestthats all that we can doWhile the angels walk with the lonely onesIn the cold rain to rescue you

And this fable world's comin' downHard, walls comin' downHard, in all our homesSo hold a hand for coverHold a hand for coverHold a hand for cover from harm

Talk don't change a thingOh, it's fading faderWords don't sink, they swimsOh, it's fading fader
 #ngeblogramerame

tentang sebuah pilihan

Malam ini. Saya sedang tidur-tiduran di atas kasur tiup (yang katanya extra bed) di sebuah boutique homestay di Prawirotaman, Jogja. Di luar hujan turun dengan derasnya. Di dalam kamar, sayup-sayup terdengar 'merdunya' sebuah orkestra ngorok. Di tengah kegelapan, mata saya nyalang menghadap langit-langit. Melamun. Pikiran saya mengembara ke sekitar 8 tahun yang lalu.

Dimana saya pernah ada di kota ini. Pulang pergi Jakarta-Jogja-Jakarta beberapa kali selama sebulan. Demi mengurus pendaftaran masuk UGM. Iya, saya lolos ujian masuk UGM jurusan Sastra Indonesia. Begitu sukanya saya sama pelajaran menulis dan bahasa Indonesia serta nilai yang selalu bagus jadi alasan saya memilih jurusan ini. Begitu lolos, karena sudah terdorong euforia tanpa pikir-pikir lagi, saya langsung mengurus ini-itu. Ditemani Papah waktu itu. Semua sudah beres, tinggal mencari kosan saja. Kebetulan saat itu saya masih menunggu hasil tes masuk D3 Broadcast UI. Dan ternyata saya lolos tes masuk Broadcast UI. Saya pun memilih masuk Broadcast. Alasan saya waktu itu. Saya masih belum berani tinggal jauh dari rumah. Keputusan yang sekarang cukup saya sesali. Cupu banget!


Menjalani hidup itu adalah menjalani pilihan demi pilihan. Bukan hidup namanya kalau kita ngga pernah ketemu sama pilihan. Jangan lupa, kalo ada pilihan, ada juga resiko dan konsekuensi. Seru ya! Se-simpel memilih mau makan apa nanti siang. Ada catering kantor, atau minta OB beliin pecel ayam, gado2. Ok, misalnya saya pilih makan catering kantor karena lagi tanggal tua. Ternyata pas dimakan catering kantornya ngga enak. Akhirnya memutuskan untuk beli pecel ayam aja. Konsekuensinya: porsi makan jadi lebih besar dan akhirnya keluar duit juga. Coba kalau dari awal udah milih beli pecel ayam pasti porsi makan lebih dikit, dari segi waktu pun lebih efisien, ngga buang-buang jam makan siang. Heemm.. talk about pilihan dan konsekuensi.

Pilihan se-simpel itu aja ada konsekuensinya. Gimana kalau kita memilih untuk sesuatu yg besar. Yang menyangkut kelangsungan hidup kita nantinya. Yang menyangkut kehidupan orang lain juga. Malam ini, di Jogja. Saya jadi berkhayal, bagaimana ya kalau saya tetap pada pendirian saya untuk kuliah di UGM. Akan jadi seperti apakah saya sekarang? Lalu, bagaimana pula dengan memilih pendamping hidup. Pasti pertimbangannya akan lebih banyak lagi. Kesimpulannya, sekali sudah memilih yaudah dijalani saja. There's no turning back. Jalani apapun konsekuensinya. Kan udah berani milih. Karena ngga mungkin banget kita bisa balik lagi ke titik persimpangan awal saat kita bimbang. Ngga mungkin balik lagi.

Katanya Tuhan sudah menggariskan jalan hidup kita. Lalu, bagaimana dengan pilihan-pilihan itu. Kalau jalan hidup sudah digariskan seharusnya tidak ada pilihan dong. Ataauuu..memang Tuhan telah membuat skenario hidup masing-masing orang dengan alternate ending? Wouw! Jadi, mulai sekarang berhati-hatilah dalam memilih. Pikirkan segala resiko dan konsekuensinya. Pilihan kamu bisa jadi berpengaruh sama orang-orang di sekitarmu. Hemm.. Ok, saatnya saya menerapkan kata-kata ini ke diri saya sendiri.

catatan kaki: 
Memilih ini juga termasuk saat memilih pemimpin negara. Nyesel juga ya karena telah memilih yang itu kemarin. :(

*ditulis di Prawirotaman, Jogja, 23 Maret 2012

Tuesday, March 20, 2012

saya di usia 26 tahun

Well.. well.. 26 tahun. Hemm. 7 bulan sudah saya menyandang usia ini. Dulu ketika masih duduk di SMA, saya menyangka di usia 26 tahun, saya sudah menikah dengan seorang pria yang saya cintai, sedang sibuk membesarkan seorang anak perempuan yang lucu. Nyatanya ngga. 26 tahun. Masih single dalam artian belum menikah, apalagi punya anak. 

So far masih happy-happy aja, walaupun terkadang stres juga ketika melihat display picture BBM atau album foto di Facebook yang isinya teman-teman dan keluarga kecilnya. Ketika itu baru sadar, oh iya saya udah tua nih. Udah pantes dilamar orang. Eh #kode amat nih.

Tapi semakin bertambahnya umur, keinginan saya untuk menikah tampak semakin menyurut, bukannya ngga mau, tapi berkurang intensitas menggebu-gebunya. Mungkin karena semakin melihat realita. Melihat ketika tak selamanya setelah menikah adalah hidup yang happily ever after. Banyak sekali masalah dan benturan-benturan yang muncul setelah menikah. Sudah pasti membuat hidup lebih complicated. Belum lagi ketakutan akan salah memilih pasangan hidup. Oh what a nightmare. 


Ya kalau dipikirin terus buruk-buruknya, akan makin skeptislah ya sama pernikahan. Cape sendiri jadinya. Jadi mencoba ngga dipikirin, menghilangkan segala keparnoan dengan menyiapkan mental untuk menghadapi hal-hal seperti itu, dan tentunya melakukan hal-hal yang masih bebas dilakukan oleh wanita single seperti saya. Menenggelamkan diri di pekerjaan. Traveling. Makan enak. Toh saya belum punya tanggungan. 

Satu pe-er penting lagi tentunya mencari calon pendampingnya. Ini dia tugas besarnya. Seringkali ketika dekat dengan pria, saya kebanyakan memakai hati lupa pakai logika. Tapi bukankah dalam lagu-lagu juga sering disebut ikutilah kata hati. Heemm. Jadiii? Kalau menurut saya, hal itu menyenangkan, kenapa ngga dijalanin. Yang penting seiman kan. Kalau nanti udah telanjur sayang ngga repot mesti pindah-pindah agama. Hehehehe..

Kesimpulannya: saya di usia 26 tahun masih labil. Masih belum tau mau ngapain. Masih menjalani hidup mengalir seperti air, padahal usia semakin pendek, seharusnya semakin terpacu untuk memberikan yang terbaik, semakin fokus mengejar cita-cita, karir dan rejeki. Masih belum bisa memanfaatkan waktu yang ada dengan efektif. Ya gitu, harusnya bisa fokus ke apa yang diinginkan bukan melenggang kesana kemari ikut arus. Heemm. Pe-er sebelum nikahnya banyak juga nih. Jadi pusing. Tidur aja deh yuk..