Friday, June 22, 2012

Grup Band Favorit

Tema #ngeblogramerame minggu ini bikin saya berpikir sebentar untuk nge-list grup band apa aja yang saya suka. Saya ini memang penikmat segala jenis musik. Kalau menurut kuping saya enak ya pasti saya dengerin. Tapi kebanyakan sih masih lagu-lagu yang mainstream ya. Ketika ditanya apa band favorit saya, harus mikir dulu soalnya ngga ada yang spesifik suka banget sama band apa gitu. Jadi, berikut ini daftar band lokal dan mancanegara yang lagu-lagunya kerap saya nikmati:

Sheila On 7
Sejak kemunculannya pertama kali di ranah musik Indonesia, saya sudah jatuh hati sama lagunya yang berjudul Kita. Waktu itu saya masih duduk di bangku SMP. Sheila On 7 langsung meroket jadi band yang dipuja-puja para abg pada waktu itu. Setiap mengeluarkan album baru, pasti saya beli kasetnya. Semua lagunya enak-enak dan everlasting. Kalau didengerin sampai sekarang juga masih enak, ngga ngebosenin. Favorit saya album mereka yang kedua: Kisah Klasik untuk Masa Depan. Lagu-lagunya maknanya dalem banget.


Suatu hari sekolah saya mengadakan study tour ke Jogja, ketika kami diberikan waktu untuk berbelanja di Malioboro, saya iseng menuju toko kaset yang ada disana. Tak disangka dan tak dinyana, saya bertemu dengan Duta sedang memakai kaos, jeans dan topi. Saking amaze-nya saya dan temen-temen waktu itu cuma bisa melongo aja, begitu Duta-nya ilang, baru deh pada nyesel "kenapa ngga foto bareng tadi?" Oh..well. Lagu Berhenti Berharap sempat jadi lagu putus dan sakit hati saya. Kebetulan lagu ini jadi soundtracknya 30 Hari Mencari Cinta. Pas nonton, eh ya kan langsung banjir air mata deh :p

Maliq & d'Essential
Lagu-lagunya semuanya enak. Performance mereka di festival-festival musik juga cukup okelah untuk ditonton. 



The Beatles
Suka banget lagu-lagunya band jadul ini. Timeless and everlasting. Sampai sekarang masih enak didengerin. Saya memang belum lahir saat mereka mengeluarkan album perdananya, pun masih bayi saat mereka mengeluarkan beberapa album setelahnya. Beruntung, banyak band masa kini yang menyanyikan kembali lagu mereka, jadi saya tau, terus penasaran dengerin aslinya. Eh jatuh cinta sama lagu-lagu aslinya deh.  Saya paling suka "I Wanna Hold Your Hand" simpel dan manis sekali liriknya.





Sewaktu teman saya Frida dan Eki menikah, mereka mengundang G-Pluck, band lokal 'jiplakan'nya The Beatles untuk jadi band di resepsi pernikahan mereka. Gimana ngga dibilang reinkarnasi kalau dari dandanan, gaya bermusik semua dibikin sama kaya The Beatles. Waktu itu saya jadi ngga pengen pulang-pulang dari resepsi, keenakan menikmati lagu-lagu The Beatles yang dibawakan dengan ciamik oleh G-Pluck. Beberapa waktu lalu, Jak FM juga sempat membuat The Beatles Day. Selama 24 jam memutarkan lagu-lagu The Beatles. Ketika saya berangkat ke kantor nebeng mamah, sontak kami berdua karaoke-an di dalam mobil. Bener kan lagunya timeless. Lintas generasi :)


Coldplay
Band ini sih udah lagu-lagunya enak. Liriknya kece. Performancenya keren. Enough said. Penasaran juga nonton penampilan mereka kalau mereka konser di Jakarta *ngarep



Maroon 5
Band favorit sejuta umat nih. Bodo ah. Emang lagu-lagunya enak semua kok. Apalagi pas album pertama, khatam deh nyanyiinnya. Ditambah si abang Adam Levine yang guanteeenng dan suaranya cempreng-cempreng basah gimana gitu. Hhhrr.. Ngga kok saya ngga berminat nonton konsernya. Cukup menyanyikan lagu mereka di ruang kecil karaoke aja udah puas :)





Vampire Weekend
Beberapa waktu lalu, @anggabegood mengenalkan saya dengan musik-musik Vampire Weekend. Ternyata kece-kece ya lagunya. Rame, melodinya lucu-lucu, cocok banget buat mood booster pagi-pagi dan soundtrack untuk liburan. Feel good song semuanya :)


#ngeblogramerame

Tim Favorit Euro 2012

Piala Euro kembali lagi! Pertandingan sepakbola empat tahunan antar negara-negara di Eropa ini memang selalu punya daya tarik sendiri untuk para pecinta sepakbola di tanah air. Hemm untuk yang bukan pecinta sepakbola, tapi pecinta para pemainnya, Euro ini juga menarik banget lho. Anyway, euforia Euro 2012 juga melanda cewek-cewek di #ngeblogramerame ternyata, maka di salah satu tema mingguan, dipilihlah tema tim favorit Euro 2012. Bicara soal sepakbola, hal ini bukan lagi hal yang asing buat saya, karena saya dulu adalah cewek bola sejati. Kecintaan saya terhadap sepakbola dimulai sejak kelas 4 SD. Ngga ngerti juga dulu tuh kesambet apaan sampai bisa gandrung banget sama yang namanya sepakbola. Segala macam kartu sepakbola dikoleksi, ngga sabar nungguin hari Selasa dan Jumat karena tabloid Bola terbit, ngoleksi poster dan bikin kliping-an klub dan pemain favorit, beli buku klub favorit, bela-belain nonton pertandingan bola yang disiarkan dinihari, kaya Liga Champion, bahkan kalau weekend kerjaannya anteng depan tv nonton Liga Inggris. 

Klub favorit saya The Red Devils alias Manchester United. Saya lupa apa yang membuat saya demen banget sama Manchester United dan Inggris. Yang pasti bukan gara-gara David Beckham lho. No no.. he's just too over exposed :p Saat itu saya hanya suka komposisi pemain yang dimiliki oleh Sir Alex Ferguson. Lengkap. Merata di semua lini. Menyukai Manchester United, nonton Liga Inggris tiap weekend, ya wajar kepala saya pun ter-brainwash dengan permainan Inggris.

Iya, dari dulu saya pecinta Inggris memang, dan wajar kalau salah satu tim favorit saya di Euro tahun ini adalah INGGRIS. Kalau pemain Inggris jaman sekarang sih jujur aja saya ngga apal. Udah jarang banget nonton bola. Yang Liga Inggris aja ngga pernah nonton lagi, apalagi sejenis Liga Champion yang pertandingannya dinihari. Tapi kalau saya ditanya siapa aja pemain Inggris beberapa tahun lalu, era-eranya David Beckham Michael Owen sedang jaya-jayanya, wuih saya apal di luar kepala :p 

Herannya, entah karena euforia piala Euro atau karena taruhan geblek-geblekan sama temen saya, saya jadi rajin lagi nih mantengin setiap pertandingan Euro yang disiarkan oleh RCTI. Ingatan-ingatan masa SD-SMP kembali lagi. Saya jadi kangen jadi pemerhati sepakbola. Hehehe. Yang pasti langkah Inggris alhamdulillah masih terus jalan sampai babak perdelapan final. 



Negara berikutnya yang saya favoritkan adalah JERMAN. Permainan Jerman yang tegas dan percaya diri membuat saya terkagum-kagum. Dan Jerman jadi negara yang lolos ke perdelapan final Piala Euro dengan mengantongi nilai sempurna 9, alias ngga pernah kalah. Ciamik ya? Faktor pendukung lain kenapa saya suka Jerman? Pelatihnya, si Joachim Loew ganteng ya. Ngga kalah sama George Clooney :p


Saya juga suka SPANYOL. Nah, kalau yang ini tim yang benar-benar bertabur bintang. Pemain tengahnya jago-jago semua. Seringkali sang pelatih Vicente Del Bosque memasang pemain tengah tanpa striker. Langkah yang cukup berani ya. Kebetulan mamah dan adek saya juga suka sama Spanyol. Kalau Spanyol tanding, kita bertiga bela-belain deh melek. Papah aja tuh akhirnya yang tetap molor di kamar. Ini kok malah kebalik ya, yang suka bola malah yang cewek-cewek.



Bagaimana dengan pemain favorit di Euro 2012 ini? Tanpa perlu banyak berbincang lagi. I present to you:  Iker Casillas. Alasannya? Saya jatuh cinta pada pandangan pertama sama Casillas. Waktu pertama kali lihat dia main di Real Madrid, lagi Liga Champion. Masih muda 20 tahun kalau ngga salah. Tapi ya itu, jago banget jadi kiper. Refleksnya bagus. Baca arah tendangan juga oke. Bola kayanya nempel banget sama tangannya. Ganteng pula, apalagi kalau mukanya belum cukur, masih ada scruffy-scruffynya. Alamakjaan.. Aaahh Casillas..nikahi aku. *lho





#ngeblogramerame

Thursday, June 21, 2012

current wishlist

Bulan Juni ini sesuatu banget buat saya. Banyak sekali hal-hal menyenangkan dan tidak menyenangkan yang terjadi. Life is like a rollercoaster! Kalau kaya gini kepengennya cuma bengong sejenak, diam dan merasakan waktu berhenti berputar selama beberapa menit. Saya mau ambil napas dulu ya. Bukannya mau nyerah. Tapi cuma mau istirahat aja sebentar. Jadi, kalau semua keribetan ini berakhir, saya ingin sekali menikmati hal-hal dibawah ini:


1. Pelukan hangat dan kecupan di kening
2. Duduk tenang di Toodz House, Cipete, sambil baca novel
3. Luluran di salon
4. Totok aura dan totok tubuh
5. Tidur 8 jam
6. Menyelesaikan tulisan traveling yang tertunda sambil ngopi lucu di The Reading Room
7. Marathon nonton dvd film serial semalem suntuk


Wake me up when June ends, please. I wanna take a day off.

Tempat Hangout Favorit

Area Jl. Cipete Raya Jakarta Selatan memang sekarang sedang ramai banget sama cafe-cafe dan tempat nongkrong. Tapi dari semua cafe dan resto disana, tempat favorit saya untuk hangout adalah Toodz House. Menempati sekitar dua kavling rumah, penampakan Toodz House dari luar terlihat seperti rumah biasa, yang membedakan hanyalah plang nama Toodz House -Coffee Pasta Waffle- dengan dominasi warna hijau. Area parkirnya hanya cukup untuk sekitar empat mobil dan motor.

Begitu menapakkan kaki di bagian depan, kita akan disambut dengan teras yang diisi sepuluh meja dan kursi. Masuk ke dalam ada beberapa sofa, meja dan meja kasir disertai dengan papan besar yang ditempel di dinding bertuliskan menu Toodz House. Di area sebelah kanan ada lebih banyak lagi meja dan sofa. Untuk area dalam, kira-kira memuat sekitar 42 orang. Pengaturan ruangannya memang dirancang sedemikian rupa sehingga mirip di rumah sendiri. Warna dinding dan desain interiornya didominasi dengan warna-warna natural seperti coklat, hijau dan oranye tua.






Pemiliknya memang sengaja membuat Toodz House sebagai tempat yang nyaman untuk berkumpul bersama sahabat atau sekadar menikmati me time sambil browsing dan blogging. Nyaman sekali. Ditambah dengan alunan musik jazz atau easy listening kerap membuat kunjungan saya ke Toodz House tak hanya sejam dua jam, bisa lebih lama dari itu, saking nyamannya. Selain tempatnya yang nyaman dan toilet yang bersih, makanan dan minuman pun harganya cukup terjangkau dan kelezatannya tak perlu diragukan lagi, mulai dari Appetizer hingga Dessert. 

Beberapa kali mengunjungi Toodz House bikin saya punya beberapa menu favorit. Untuk appetizer misalnya, saya menyukai Chilli and Cheese Fries. Waktu itu pas saya coba, friesnya lagi enak banget. Hehehe. Ke Toodz House jangan lupa mencicipi signature dish mereka, Carbonara Rice: Nasi dengan potongan schnitzel ayamdisiram saus Carbonara hangat dan keju. Hmm.. yummy.. Selain itu masih ada Spaghetti Rawit, mirip dengan bumbu aglio olio tapi yang ini cabenya pakai rawit hijau, Indonesia banget! Pedas dan menggigit. 

the famous Carbonara Rice
the popular one Spaghetti Cheese Burger
Untuk minuman, olahan kopi Toodz House rasanya bolehlah dibanggakan. Ternyata kopi-kopi racikan Toodz house terbuat dari kopi asli Indonesia lho. Favorit saya Hot Hazelnut Mocha Latte. Setelah puas makan main course, jangan lupakan dessertnya. Es Krim Goreng atau Chocolate Melt. Es krim goreng terbuat dari es krim rasa vanilla yang dibungkus dalam adonan roti yang kemudian digoreng. Kalau chocolate Melt, pasti udah pada tau kan? Brownies coklat hangat dipadukan dengan es krim vanilla yang sejuk dan dingin. Dua dessert dengan sensasi panas dingin yang membuat lidah bergoyang :9 



Satu lagi yang bisa dibanggakan dari Toodz House. Their services. Tampaknya para waiter memahami sekali jika tamu-tamu yang datang kesitu butuh waktu untuk bersantai, nongkrong, kerja enak, tanpa perlu diburu-buru diusir pulang. Jadi, kalau mau kesini buat browsing, kerja atau baca buku sendirian saat weekend emang paling enak di jam makan siang. Nah, kalau tujuannya nongkrong sama temen, lebih baik kesininya weekend di jam makan malam. Hehehe.


Menurut saya, Toodz House itu pas banget deh buat hangout dan nongkrong. Suasananya nyaman, tempatnya enak buat duduk lama tanpa takut diusir, harga makanan dan minuman yang tidak terlalu mahal, dan pelayanan yang oke. Paling suka sih saya menikmati me time di Toodz House. Duduk sendirian, pesen kopi dan dessert, terus baca novel. Aaaah feels like home. Ya okelah untuk yang lagi suntuk di rumah aja. Tak perlu takut dianggap aneh kalau nongkrong sendirian disini, karena banyak barengannya. Buat kerja juga oke kok, karena ada wi-fi gratis yang disediakan oleh Toodz House.

Oiya, sedikit catatan, Toodz House bukanya hanya dari Senin-Sabtu, Minggu-nya tutup. Mau tau update terbaru mengenai Toodz House, langsung follow aja twitternya @toodzhouse.


Satu lagi, mau ngasitau kalau tiap bulan puasa mau nongkrong, saya paling seneng ke Gramedia, mana aja, yang penting Gramedia. Berhubung ngga bisa makan juga kan, jadi beralih ke toko buku deh. Ngga usah susah-susah nyari saya, langsung ke pojok tempat buku panduan jalan-jalan ya :)

#ngeblogramerame

Wednesday, June 20, 2012

klinik ibu dan anak

Tempat ini seketika menjadi tempat favorit saya. Pemandangan para ibu hamil dengan aura wajah berbinar ditemani para suami siaga yang dengan sabar memegang tangan sang istri, menemani antrian dokter kandungan untuk kontrol. Ada juga bayi-bayi lucu yang kerap kali tangisannya memenuhi ruangan tunggu. Atau anak-anak kecil menggemaskan yang berlarian kesana kemari. Entah berapa tahun kedepan lagi saya akan mengalami masa-masa itu. Menikmati genggaman tangan suami saat menunggu antrian dokter. Menggendong bayi mungil dan sibuk mengejar si kecil yang sudah mulai lincah berjalan. Tak sabar rasanya :)

Sedari dulu saya memang suka anak kecil. Awalnya karena terkagum-kagum saat mendengarkan penjelasan guru agama dan biologi mengenai proses terbentuknya manusia. Bagaimana janin bisa terbentuk dari pencampuran sperma dan sel telur, menjadi segumpal darah yang berdenyut, dan kemudian tumbuh dalam rahim. Sebuah keajaiban kehidupan yang membuktikan betapa besar kuasa Tuhan. Begitupun proses melahirkannya. Sampai sekarang saya masih penasaran ingin melihat secara langsung bagaimana melahirkan itu. 


Kecintaan saya terhadap anak kecil semakin kuat saat saya membaca novel BabySitter's Club karangan Ann M. Martin. dikisahkan dalam novel remaja itu, ada sekelompok remaja perempuan yang berkumpul dan membuat klub pengurus bayi dan anak. Mereka bisa disewa untuk mengurus atau menjaga bayi dan anak-anak tetangga di sekeliling rumah mereka. Misalnya saat orangtua bayi atau anak tersebut harus menghadiri acara di luar rumah yang tidak memungkinkan mereka membawa anak. Supaya aman, para tetangga kemudian menghubungi salah satu anggota BabySitter's Club untuk menjaga anak mereka selama periode tertentu. Profesi ini memang terkenal di Amerika sebagai salah satu profesi populer bagi para remaja disana untuk mencari tambahan uang saku. Sehabis membaca novel itu, pasti saya berkhayal menjadi salah seorang anggota BabySitter's Club yang menjaga anak kecil di sekeliling rumah. Aaah.. pasti menyenangkan sekali bermain bersama mereka.






Lingkungan keluarga yang bisa dibilang cukup besar juga menjadi penyubur kecintaan saya terhadap anak kecil. Intinya, selalu ada bayi, batita dan balita di lingkungan keluarga saya. Kalau udah ketemu sama krucil-krucil.. wuih ngga kerasa waktu berjalan cepat. Terlalu asik nemenin mereka main :) Makin kesini, album facebook saya isinya bayi dan anak kecil semua. Iya, di umur-umur sekarang, udah banyak teman saya yang menikah dan kemudian memiliki anak. Rame deh tuh timeline facebook sama foto-foto anak-anak. Makin bikin saya ngga sabar ingin punya anak sendiri. Selagi masih nyari calon bapaknya, ya marilah menikmati eksistensi anak orang dulu. Hehehe.. 



Cita-cita jangka panjangnya sih, kalau udah jadi fulltime wife and mom yang bekerja di rumah, saya ingin jadi guru TK. Menurut saya profesi itu menyenangkan sekali. Bisa bertemu dengan 'makhluk-makhluk' menggemaskan setiap hari. Memang, pasti nemu anak kecil rewel, atau minta dicebokin dan hal-hal rempong lainnya. Tapi tetep aja tuh ngga menghalangi keinginan saya untuk jadi guru TK :p 





Namun kadang kala tersimpan sebuah kekhawatiran, sebuah ketakutan jika tak mampu menjalani mimpi indah tadi di masa depan. Memiliki keturunan. Akankah tetap menjadi seorang wanita yang seutuhnya? Sempat berbincang dengan seorang wanita yang duduk berbeda dua bangku dengan saya. Ia dan suami sedang berusaha memiliki anak. Sudah empat tahun usia pernikahan mereka. Banyak usaha yang telah dicoba namun tak kunjung membuahkan hasil. Kali ini ia berniat mencoba salah satu perawatan untuk hamil. Mungkin usaha yang terakhir sebelum ia mengangkat anak. Beruntung suaminya adalah seorang yang sabar, ia bertutur, suaminya tak mementingkan memiliki anak langsung dari rahimnya, jika memang kondisinya tak memungkinkan buat apa dipaksakan. Yang penting mereka bahagia. Berkaca-kaca mata saya saat mendengar cerita wanita tersebut. Betapa susah perjuangannya memiliki keturunan. 

Sementara itu di luar sana, banyak wanita melakukan aborsi akibat kehamilan yang tidak diinginkan, banyak orangtua yang menelantarkan dan menyakiti anaknya, mengeksploitasi dengan memaksanya bekerja bahkan ada juga yang memperlakukan anak mereka sendiri dengan tindakan yang tidak senonoh. Ironi. Miris. Children should get every right to to have a great childhood memories and growing up without fear.

Review Buku - Filosofi Kopi by Dee

Apa kabar geng #ngeblogramerame? Saya kembali lagi! Siap membayar utang tiga postingan di tiga minggu terakhir ini. Postingan pertama adalah review buku. Dari sekian ratus buku yang udah pernah saya baca, saya memilih buku kumpulan cerrita dan prosa karangan Dee Lestari, Filosofi Kopi. Diterbitkan pertama kali pada Februari 2006, saking lakunya, buku ini sudah mengalami puluhan kali cetak ulang. Sampul bukunya pun berbeda-beda. Terhitung udah ada tiga jenis sampul yang berbeda hingga sekarang. Benang merahnya; warna coklat kopi yang cantik.

                          


Saya memang selalu menyukai tulisan-tulisan Dee yang penuh metafora, baik dari saga Supernova maupun beberapa novel kumpulan cerpennya. Ada sensasi tersendiri ketika berhasil mengartikan dan memahami simbol demi simbol yang ia tuliskan. Penuh metafora namun ditulis dengan simpel dan dengan gaya bahasa yang ringan, namun tetap elegan. Mampu membawa kita memasuki setting cerita, mengikuti naik turunnya alur cerita, merasakan emosinya tokohnya, menikmati berbagai kejutan yang muncul. 

Ada 18 cerita dan prosa yang ditulis sejak tahun 1995 sampai 2005. Dibuka dengan cerita Filosofi Kopi, dimana Dee mengajak kita bertualang mengunjungi hangatnya kedai kopi yang dimiliki oleh dua orang sahabat. Konsep kedai kopi yang unik, membiarkan para pengunjungnya untuk mencari filosofi hidup dari secangkir kopi yang mereka minum. Membaca cerita pembuka ini, saya seakan-akan sedang menyaksikan sebuah adegan demi adegan dalam film. Semua begitu nyata, karena penulisannya yang deskriptif.

Seindah apapun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? 
Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi? 
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? 
Dan saling menyayangi bila ada ruang? 
Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan,
 tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.

Itulah paragraf pembuka cerita berjudul Spasi, dimana Dee 'memamerkan' keahliannya bermetafora manis tentang cinta dan posesif, melalui permainan pilihan kata yang ciamik. Menikmati sisi lain dari cinta dan posesif. Di cerita lainnya berjudul Sikat Gigi, Dee meng-encourage kita untuk berani memperjuangkan cinta, karena walaupun banyak hal yang tak bisa dipaksakan, tapi sebenarnya layak diberi kesempatan :') Jadi, jangan nyerah dulu.

Membaca Filosofi Kopi sungguh membuat emosi teraduk-aduk, tersenyum-senyum sendiri membaca cerita penuh cinta, merasa tertohok ketika membaca cerita yang mirip pengalaman pribadi, bahkan mata pun ikut berkaca-kaca. Tak membutuhkan waktu yang lama untuk saya menyelesaikan buku ini. Kira-kira sekitar 2 jam lah. Karena ya itu, saking terbawa ceritanya.

I must say, this book is really worth to read!

#ngeblogramerame

PS: Untuk kamu yang pernah saya 'cekik', maafkan aku ya. Aku mengerti sekarang :')