Friday, April 27, 2012

My First Job

Membicarakan pekerjaan pertama, mari kita putar waktu kembali ke sekitar tahun 2004. Ada beberapa pekerjaan yang iseng-iseng saya coba. Pendapatannya lumayan untuk nambah-nambah uang saku. Ketika itu saya masih menjadi mahasiswa Universitas Indonesia jurusan Broadcast. Untuk mengisi liburan panjang antar semester, saya ditawari oleh tante saya yang bekerja di sebuah bank swasta, menjadi Sales Promotion Girl. Walaupun mendapat rekomendasi dari tante saya, saya tetap harus mengikuti prosedur interview. Saya mengajak empat orang teman untuk mengikuti interview. Dari lima orang yang interview, saya dan dua teman saya lolos. 

Tugas saya waktu itu adalah menawari kartu kredit bank tersebut kepada pengunjung mall atau karyawan perkantoran. Secara berkala bank swasta tersebut memang membuka booth kecil-kecilan di mall dan lobby perkantoran. Menurut saya, pekerjaannya cukup menyenangkan, mulai dari membaca dan menghafal product knowledge, memasang senyum sepanjang hari, tahan berdiri selama berjam-jam, 'membaca' orang apakah ia termasuk target market dari kartu kredit bank itu atau bukan, mengisi form aplikasi pendaftar kartu kredit dengan cepat, sampai belajar fotokopi KTP bolak-balik. Dari situ saya sadar bahwa mencari uang itu ngga gampang. Apalagi saya dulu adalah orang yang cukup pemalu. Susah banget nawarin kartu kredit ke orang-orang yang lalu lalang. Urat malunya harus diputusin dulu. Tapi so far, alhamdulilah hasilnya ok sih. Lama-lama jadi percaya diri juga. Kalau dapat shift 'jagaan' pas weekend biasanya lebih cape, karena waktu jaganya lebih panjang, tapi yang apply kartu kredit pun jauh lebih banyak. Seneng banget kalau bisa dapetin aplikasi kartu kredit melebihi target harian, cape seharian jadi ngga berasa :)

Kalau sebelumnya pekerjaan yang bisa dibilang informal, karena tidak ada jadwal ngantor yang pasti, pekerjaan berikutnya yang saya coba adalah menjadi reporter di majalah gratis. Nama majalahnya Nonton TV. Majalah ini berisi panduan, sinopsis film dan jadwal acara televisi nasional dan didistribusikan secara gratis di cafe-cafe. Kantornya berlokasi di Warung Buncit, depan apartemen Gardenia. Ownernya adalah om dari teman kampus saya. Otomatis yang kerja disitu adalah anak-anak jurusan Broadcast dan Iklan UI.  Waktu itu personilnya ada Kak Icang (Redatur Pelaksana), Mas Bayu (Marketing), Saya (reporter), Choco (reporter), Pongky (reporter), Ochie (AE), Dinda (Artistik), Awe (Artistik). Selain majalah Nonton TV, dalam gedung itu, ownernya juga membuat Production House GRAB Production, yang kebetulan personilnya juga anak-anak UI semua juga. 

Saya bekerja disini ketika menjadi mahasiswa Extension UI, masuk kuliahnya malem. Jadi, dari pagi sampai siang bisa kerja dulu. Kalau udah jam 5, bareng-bareng naik mobil membelah kemacetan Warung Buncit, Lenteng Agung dan Margonda untuk menuju kampus. Namanya juga perusahaan baru, jadi fasilitas juga masih minim, jumlah komputer belum sesuai dengan jumlah karyawan, mesti ditambah pake laptop pribadi. Kadang-kadang kalau mau ngetik berita mesti gantian. Atau solusinya ngerjain artikel subuh-subuh di rumah. Sampai kantor tinggal di-edit aja sama Kak Icang. Repot tapi anehnya saya waktu itu menikmati aja. Mungkin karena emang demen nulis ya. Yang paling dinanti adalah saat jam makan siang, karena kami bisa ke warteg dua lantai disamping kantor, kami menamakannya Second Floor (gaya ya kaya nama tempat dugem gitu). Semua makanannya enak, jadi ngga pernah bosen makan disitu. Kalau ujan deres, tempat parkir kantor pasti banjir. Jadi mesti siap-siap becek-becekan. 


Gara-gara bekerja di majalah Nonton TV ini saya jadi kenal sama mba-mba humas televisi-televisi nasional. Soalnya tiap minggu pasti kami nelpon-nelponin mereka untuk minta jadwal acara televisi. Jadi akrab juga sama web-web sejenis IMDB dan kamus Inggris-Indonesia untuk bikin resensi dan sinopsis film yang tayang di televisi nasional. Gara-gara bekerja di majalah Nonton TV juga, saya jadi punya kesempatan dateng ke press conference Eagle Awardnya Metro TV, lalu nonton langsung syuting sinetron Sherina dan mewawancarai pemainnya, Eva Celia Latjuba dan Ricky Harun.  

Ketika sudah berhasil memproduksi lima edisi majalah Nonton TV, majalah Nonton TVnya malah bubar, karena permasalahan internal. Sedih, karena ngerasa ikut ngebangun majalah itu sama-sama. Walaupun lumayan bikin sering begadang ngerjain artikel, weekend masuk kalau lagi deadline, tapi suasana kantor dan temen-temennya menyenangkan. Rasanya kaya lagi ngerjain tugas kelompok aja tiap hari. Ketawa-ketawa mulu kalau lagi kerja. Saat kerja disitu, saya belajar gimana cara membagi waktu dengan baik. Antara kuliah dan bekerja. Antara ngerjain tugas kuliah sama ngerjain artikel. Untungnya sih ngga bikin indeks prestasi turun. Walaupun hanya sebentar, tapi saya beruntung bisa kerja di majalah Nonton TV, saya jadi familiar sama proses produksi media cetak, yang akhirnya bikin saya percaya diri juga untuk apply ke majalah-majalah lain. Alhamdulillah, setelah itu diterima kerja di MRA Printed Media menjadi Copywriter. Jadi kangen sama tim Nonton TV nih, kapan kita ngumpul-ngumpul?

#ngeblogramerame       

No comments:

Post a Comment