Wednesday, June 20, 2012

klinik ibu dan anak

Tempat ini seketika menjadi tempat favorit saya. Pemandangan para ibu hamil dengan aura wajah berbinar ditemani para suami siaga yang dengan sabar memegang tangan sang istri, menemani antrian dokter kandungan untuk kontrol. Ada juga bayi-bayi lucu yang kerap kali tangisannya memenuhi ruangan tunggu. Atau anak-anak kecil menggemaskan yang berlarian kesana kemari. Entah berapa tahun kedepan lagi saya akan mengalami masa-masa itu. Menikmati genggaman tangan suami saat menunggu antrian dokter. Menggendong bayi mungil dan sibuk mengejar si kecil yang sudah mulai lincah berjalan. Tak sabar rasanya :)

Sedari dulu saya memang suka anak kecil. Awalnya karena terkagum-kagum saat mendengarkan penjelasan guru agama dan biologi mengenai proses terbentuknya manusia. Bagaimana janin bisa terbentuk dari pencampuran sperma dan sel telur, menjadi segumpal darah yang berdenyut, dan kemudian tumbuh dalam rahim. Sebuah keajaiban kehidupan yang membuktikan betapa besar kuasa Tuhan. Begitupun proses melahirkannya. Sampai sekarang saya masih penasaran ingin melihat secara langsung bagaimana melahirkan itu. 


Kecintaan saya terhadap anak kecil semakin kuat saat saya membaca novel BabySitter's Club karangan Ann M. Martin. dikisahkan dalam novel remaja itu, ada sekelompok remaja perempuan yang berkumpul dan membuat klub pengurus bayi dan anak. Mereka bisa disewa untuk mengurus atau menjaga bayi dan anak-anak tetangga di sekeliling rumah mereka. Misalnya saat orangtua bayi atau anak tersebut harus menghadiri acara di luar rumah yang tidak memungkinkan mereka membawa anak. Supaya aman, para tetangga kemudian menghubungi salah satu anggota BabySitter's Club untuk menjaga anak mereka selama periode tertentu. Profesi ini memang terkenal di Amerika sebagai salah satu profesi populer bagi para remaja disana untuk mencari tambahan uang saku. Sehabis membaca novel itu, pasti saya berkhayal menjadi salah seorang anggota BabySitter's Club yang menjaga anak kecil di sekeliling rumah. Aaah.. pasti menyenangkan sekali bermain bersama mereka.






Lingkungan keluarga yang bisa dibilang cukup besar juga menjadi penyubur kecintaan saya terhadap anak kecil. Intinya, selalu ada bayi, batita dan balita di lingkungan keluarga saya. Kalau udah ketemu sama krucil-krucil.. wuih ngga kerasa waktu berjalan cepat. Terlalu asik nemenin mereka main :) Makin kesini, album facebook saya isinya bayi dan anak kecil semua. Iya, di umur-umur sekarang, udah banyak teman saya yang menikah dan kemudian memiliki anak. Rame deh tuh timeline facebook sama foto-foto anak-anak. Makin bikin saya ngga sabar ingin punya anak sendiri. Selagi masih nyari calon bapaknya, ya marilah menikmati eksistensi anak orang dulu. Hehehe.. 



Cita-cita jangka panjangnya sih, kalau udah jadi fulltime wife and mom yang bekerja di rumah, saya ingin jadi guru TK. Menurut saya profesi itu menyenangkan sekali. Bisa bertemu dengan 'makhluk-makhluk' menggemaskan setiap hari. Memang, pasti nemu anak kecil rewel, atau minta dicebokin dan hal-hal rempong lainnya. Tapi tetep aja tuh ngga menghalangi keinginan saya untuk jadi guru TK :p 





Namun kadang kala tersimpan sebuah kekhawatiran, sebuah ketakutan jika tak mampu menjalani mimpi indah tadi di masa depan. Memiliki keturunan. Akankah tetap menjadi seorang wanita yang seutuhnya? Sempat berbincang dengan seorang wanita yang duduk berbeda dua bangku dengan saya. Ia dan suami sedang berusaha memiliki anak. Sudah empat tahun usia pernikahan mereka. Banyak usaha yang telah dicoba namun tak kunjung membuahkan hasil. Kali ini ia berniat mencoba salah satu perawatan untuk hamil. Mungkin usaha yang terakhir sebelum ia mengangkat anak. Beruntung suaminya adalah seorang yang sabar, ia bertutur, suaminya tak mementingkan memiliki anak langsung dari rahimnya, jika memang kondisinya tak memungkinkan buat apa dipaksakan. Yang penting mereka bahagia. Berkaca-kaca mata saya saat mendengar cerita wanita tersebut. Betapa susah perjuangannya memiliki keturunan. 

Sementara itu di luar sana, banyak wanita melakukan aborsi akibat kehamilan yang tidak diinginkan, banyak orangtua yang menelantarkan dan menyakiti anaknya, mengeksploitasi dengan memaksanya bekerja bahkan ada juga yang memperlakukan anak mereka sendiri dengan tindakan yang tidak senonoh. Ironi. Miris. Children should get every right to to have a great childhood memories and growing up without fear.

No comments:

Post a Comment