Tuesday, May 22, 2012

10 Hal yang Saya Syukuri

Hampir 27 tahun hidup di dunia, tentu banyak sekali hal-hal yang bisa disyukuri. Tapi memang terkadang saya sering lupa betapa baiknya Allah sama saya. Masih sering ngeluh. Masih sering galau. Masih sering mendramatisir keadaan yang buruk, memamerkannya di akun sosial media.

Namun dari akun sosial media juga, saya sempat membaca bagaimana menjalani hidup dengan lebih bahagia. Salah satunya dengan melakukan penghitungan berkah. Kira-kira dua minggu belakangan ini saya menjalani kebiasaan baru: menghitung berkah. Setelah sholat Isya, sebelum tidur, saat berbaring di kasur, saya mengingat hal-hal yang saya lalui di hari itu. Semua hal baik yang terjadi di hari itu saya simpan di ingatan sambil mengucap syukur kepada Allah.





Berikut ini adalah 10 dari berjuta hal yang saya syukuri sepanjang tahun:


1. Keluarga
Saya dilahirkan dalam keluarga yang hangat, cukup demokratis, dengan keadaan ekonomi yang biasa-biasa saja. Sejak kecil karena orangtua saya bekerja, saya jadi mandiri. Mulai dari masa SD sampai SMA saya terbiasa belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah tanpa disuruh. Ajaran orangtua saya nempel banget di kepala. "Jadilah anak yang baik, jaga nama baik keluarga". Saya pun tumbuh menjadi anak yang baik-baik saja. Tidak pernah bersinggungan dengan permasalahan yang aneh-aneh sampai sekarang, karena walaupun orangtua saya bekerja, saya dan adik saya tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang. Betapa kagumnya saya dengan orangtua saya, yang mampu membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus keluarga. Ajaran yang demokratis juga membantu saya memiliki jiwa toleransi yang cukup kuat. Sedari dulu tidak pernah menemukan kesulitan berarti saat menjalin pertemanan dengan orang yang berbeda agama dan suku. Saya dan adik pun dibiasakan untuk berani mengeluarkan pendapat saat diskusi keluarga. Karena hubungan kami yang cukup dekat, saya dan adik juga terbiasa berbagi cerita dengan orangtua. Misalnya saat lagi bingung memilih jurusan kuliah, menemukan masalah dalam pekerjaan dan bahkan soal percintaan. Prinsip yang saya pegang sampai sekarang adalah "ridho orangtua adalah ridho Allah". Jadi dengerin aja deh apa kata Mamah Papah :) Bersyukur saya tumbuh dalam keluarga yang dekat satu sama lain seperti ini. Tak cuma keluarga inti, tapi juga keluarga besar. Beberapa kali kami menyelenggarakan konvoi ke luar kota rame-rame. Setiap bulan juga rutin arisan keluarga. Seru!

2. Sahabat
Tak cuma bersyukur punya seorang Partner In Crime (baca postingan saya sebelum ini ya), tapi juga sekumpulan sahabat dari jaman SMP, SMA, kuliah yang masih intens berkomunikasi dan bertemu sampai sekarang. Berbagi cerita, tertawa dan bercanda dengan mereka jadi obat penghilang stres paling ampuh. Lebih seru lagi saat perbincangan menjadi kian dalam saat membicarakan masa depan, impian dan cita-cita, pernikahan dan jodoh. weeuw. 

3. Pekerjaan
Sekarang saya bekerja sebagai konsultan di sebuah agensi humas lokal. Sudah hampir menginjak tahun kedua. Sekarang lagi enjoy-enjoynya nih. Lagi semangat ngerjain beragam aktivitas humas klien-klien. Ketemu banyak orang, berinteraksi dengan berbagai karakter orang. Menyenangkan :) Meskipun gajinya belum sampai dua digit. Tapi alhamdulillah, bisa ditabung buat masa depan dan buat jalan-jalan. Hehehe.

4. Kesehatan
Saya termasuk orang yang jarang sakit. Tapi sekalinya sakit bisa parah banget. Thypus-lah, gondongan, cacar air, hormon tidak seimbang dan satu lagi penyakit yang baru-baru ini menyerang saya. Heemmph. Kalau udah kaya gini baru sadar betapa kesehatan itu bernilai sekali. Sakit dan banyak pikiran. Not a very good combination. Eeeerrr. Makanya setiap lagi sehat dan fit, rasanya seneng. Bisa ngerjain banyak hal, kesana kesini, mondar mandir ya seger aja...

5. Musik dan Earphone
Ngga bisa ngebayangin kalau sekarang kita hidup tanpa musik. Dunia pasti senyap. Cuma ada bunyi-bunyian tapi tak berirama. Musik dan earphone jadi teman baik saya saat membutuhkan konsentrasi penuh dalam mengerjakan kerjaan. Musik dan earphone jadi pendamping setia saat saya naik kendaraan umum untuk bepergian kemana-mana. Musik dan earphone jadi sahabat sejati saat ingin menggila sendirian, mengusir galau. 

6. Masakan Mamah
Mamah saya memang dari dulu sudah bekerja. Jadi wajarlah kalau Mamah jarang terlihat di dapur untuk memasak. Makanya kalau sekali-sekalinya Mamah masak, waaah bener-bener seneng rasanya. Masakan andalan Mamah itu adalah Tumis Kangkung. Selain itu, Mamah juga jago masak tumis daging sapi dan tumis daging ayam. Pokoknya kalau di rumah Mamah lagi masak, porsi makan jadi dua kali lipat, langsung nambah nasi. Rasanya sedeeep bener :)) Unyunya, waktu Lebaran tahun lalu, berhubung si asisten rumah tangga udah ngga kerja lagi di rumah saya, Mamah dan Papah kemudian berkolaborasi memasak hidangan Lebaran. Hasilnya okelah ya :D


7. Salmon dan Sushi
Nah ini dia makanan pelipur lara saya. Istilah kerennya Comfort Food. Jikalau saya sedang galau. Sebaiknya segeralah menyantap Salmon dan Sushi. Niscaya hilang galaunya seketika. Eh ini bukan saya yang mengada-ada lho. Tapi memang Salmon mengandung Omega 3 yang berfungsi untuk menjaga mood tetap positif. Jadi pas kan untuk mengobati galau? :p Bersyukur banget dikenalin makanan ini sama @dinadya beberapa tahun yang lalu, ingetnya waktu itu makan di Sushi Tei Senayan City. Dan langsung jatuh cinta seketika sama Salmon gendut :) Terimakasih Dinad..

8. Mantan Pacar
Saya menemukan postingan bagus disini (sila di-klik kata disini-nya). Katanya ada orang-orang yang hadir dalam hidup kita sebagai sebuah alasan, menetap sementara atau menetap selamanya. Nah menurut saya mantan-mantan pacar ini bisa jadi sebuah alasan atau menetap sementara dalam hidup kita. Mantan pacar ini dulunya pernah jadi bagian yang cukup dekat dalam hidup kita kan? Ketika kita berhubungan dengan si mantan pacar ini, tentu ada nilai-nilai kehidupan kita dan dia yang saling bertukar. Sama halnya ketika kita bertengkar saat berpacaran, banyak nilai-nilai diri yang saling bertukar. Maka bagi para survivor, bertengkar itu justru malah makin mendekatkan hubungan satu dan lainnya. Dari permasalahan itu, kita belajar. Belajar hal baru, belajar mengevaluasi diri, belajar belajar memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik di kedepannya. Benar kan mantan pacar jadi sebuah alasan? Alasan untuk kita berubah dan memantaskan diri untuk bertemu jodoh terbaik nantinya. Meskipun putusnya tidak baik-baik tetapi tetap ada suatu pembelajaran yang dapat kita ambil.

9. Hal-hal kecil
Bahagia itu sederhana. Dan saya bersyukur dengan adanya hal-hal kecil yang bikin senyum-senyum tiap harinya. Sesederhana saat mendengar cerita seorang teman yang membicarakan masa depan dengan pacarnya. Sesederhana saat menemukan coklat Snickers dalam lekukan kalender meja kantor atau tempat tidur. Sesederhana saat melihat anak kecil yang lucu di foto bbm seorang teman. Sesederhana saat menemukan uang saat merogoh kantong celana. Sesederhana saat mendapat ucapan selamat pagi di bbm dari seseorang yang spesial, dan lain sebagainya. Little things that matter. Little things that makes the world worth to live :)

10. Kesempatan untuk Hidup
Dua puluh enam setengah tahun lalu lahir dari rahim Mamah, kemudian menghirup udara, bernapas, dan hidup dalam era kemerdekaan yang bebas perang. Mengenyam pendidikan, mendapatkan pekerjaan, tinggal di rumah beratap yang kokoh. Betapa beruntungnya kita :)



Sekecil apapun itu, pasti selalu ada hal yang bisa kita syukuri setiap hari.

#ngeblogramerame

2 comments: