Friday, July 6, 2012

Review Film Favorit - Seri Harry Potter

Setelah mengulas makanan, buku, tempat hangout, timnas Euro dan grup band favorit, kali ini giliran review film favorit yang jadi tema #ngeblogramerame jumat lalu. Iya, ngaku, saya telat lagi posting #ngeblogramerame :p Bisa dibilang saya seneng nonton film. Film-film yang saya suka sebagian besar bergenre romantis, komedi romantis, olahraga, action, beberapa kali bahkan saya terkagum-kagum nonton film-film yang bikin mikir. Beda rasanya kalau abis nonton film-film yang bikin mikir. Berasa kepintaran meningkat beberapa derajat. 

Tapi setelah dipikir dan dipertimbangkan, saya itu sebenernya suka banget nontonin versi layar lebar dari novel Harry Potter. Khatam baca novelnya, khatam pula saya menonton filmnya. Pertama kali nonton selalu di bioskop kalo Harry Potter. Berkali-kali ditayangkan ulang di tv swasta saya juga ngga pernah absen nonton. Kalau lagi ngga ada kerjaan di akhir pekan, iseng saya nonton lagi Harry Potter. Nyandu. Banyak yang bilang kalau film hasil saduran dari novel itu pasti ngga sebagus novelnya. Ya iya juga sih, soalnya kan imajinasi orang-orang beda-beda. Tapi menurut saya, film Harry Potter sudah cukup mampu kok merepresentasikan isi dari novelnya. 


Ketujuh novel Harry Potter dibuat dalam delapan film. Judul filmnya sama dengan judul novelnya. Buku terakhir berjudul Harry Potter and The Deathly Hallows dibuat dalam dua bagian film, saking banyaknya adegan penting yang mesti ada dalam film. Inti cerita dari kedelapan film ini tentulah menceritakan kehidupan si Harry Potter. Bagaimana cerita berawal saat kedua orang tua Harry Potter meninggal karena dibunuh oleh Lord Voldemort ketika Harry masih bayi. Voldemort sendiri berusaha membunuh Harry, namun kutukannya berbalik mengenainya dan membuatnya hancur menjadi makhluk yang hidup segan mati pun tak mau. 


Harry baru menyadari bahwa ia memiliki kemampuan sihir ketika berumur 11 tahun. Ketika itu ia tinggal di lemari bawah tangga di rumah keluarga kakak mendiang ibunya. Selama ini keluarga kakak ibunya selalu menutup-nutupi jati diri Harry yang sebenarnya. Namun akhirnya pada suatu hari ia berhasil membaca surat undangan untuk bersekolah di sekolah sihir Hogwarts, yang selama ini selalu disembunyikan oleh tante, om dan sepupunya. Dan dimulailah petualangan Harry dalam mencari jati dirinya dan membalaskan dendam kematian orangtuanya kepada Lord Voldemort. Bersama kedua sahabatnya Ronald Weasley dan Hermione Granger, Harry melewati tahun-tahun sekolahnya dengan kejadian-kejadian yang tak terlupakan. Kalau diceritain disini semuanya ngga bakal kelar-kelar, jadi mending langsung nonton filmnya aja ya.


Harry Potter diperankan secara ciamik oleh Daniel Radcliffe, aktor teater asal Inggris, sedangkan dua sahabatnya, Ronald Weasley oleh Rupert Grint dan Hermione Granger diperankan oleh si cantik Emma Watson. Ketiga aktor dan aktris ini begitu pas memerankan Harry dan dua sahabatnya. Mereka bertiga pun seakan ikut tumbuh bersama Harry Potter. Kita bisa lihat pertumbuhan mereka mulai dari masih anak kecil di film Harry Potter pertama sampai mereka remaja di film Harry Potter yang terakhir. 


Sepanjang seri film ini, imajinasi kita diajak berkelana bebas. Menyaksikan hal-hal yang mustahil, tapi mampu terjadi di dunia sihir. Sampai sekarang saya masih kagum pada tim produksi film yang berhasil menerjemahkan imajinasi J.K Rowling kedalam filmnya. Mulai dari setting sampai segala tetek bengek dunia sihir. Bisa pas bener dengan yang saya bayangkan. Kadang saya suka berkhayal bodoh kalau sekolah sihir Hogwarts itu beneran ada. Membayangkan peron 9 3/4 sebagai pintu masuk ke Hogwarts beneran ada di stasiun Kota. Hehehe. Seru kali yaa...

#ngeblogramerame

2 comments:

  1. film Harry Potter ini bisa dibilang terus meningkat kualitasnya dari 1 - 8. Meski tetep bagus bukunya, tp kalau disetel lagi di tivi, gak bakal dilewatkan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya betul. makin lama makin bagus ya, mba :)

      Delete